Dunia Fira
'Berbagai Karya Tulisanku Ku Persembahkan Yang Terbaik'
Sabtu, 30 Oktober 2010
Ku pandang bumi pertiwi
Penuh dengan limpahan amarah
Yang seolah-olah tak ada hentinya
Ini sebuah tegoran dari tuhan
Hutan, Gunung, Sawah, Lautan
Yang kami selalu banggakan
Kini menjadi Pilu
Semua saudara-saudara kami menangis tergesah-gesah
Tapi Bagaimanakah dengan petinggi bumi pertiwi kami?
Hanyalah sebuah kemewahan dan kesenangan yang selalu ada
Kau terdiam tak kau hiraukan deritan saudara kami
Beribu-ribu alasan kau tak melihat nasib saudara kami
Ya allah
Berbagai Untaian Doa kami meminta kepadamu
Kami ingin bumi pertiwiku selalu ceria, gembira, dan senang
Tak ada lagi kesedihan alam kami, saudara-saudara kami
Langit yang begitu ceria
Air dan tanah yang tak jadi musuh bagi kami
Itulah harapan kami yang kami selalu panjatkan kepadamu
Penuh dengan limpahan amarah
Yang seolah-olah tak ada hentinya
Ini sebuah tegoran dari tuhan
Hutan, Gunung, Sawah, Lautan
Yang kami selalu banggakan
Kini menjadi Pilu
Semua saudara-saudara kami menangis tergesah-gesah
Tapi Bagaimanakah dengan petinggi bumi pertiwi kami?
Hanyalah sebuah kemewahan dan kesenangan yang selalu ada
Kau terdiam tak kau hiraukan deritan saudara kami
Beribu-ribu alasan kau tak melihat nasib saudara kami
Ya allah
Berbagai Untaian Doa kami meminta kepadamu
Kami ingin bumi pertiwiku selalu ceria, gembira, dan senang
Tak ada lagi kesedihan alam kami, saudara-saudara kami
Langit yang begitu ceria
Air dan tanah yang tak jadi musuh bagi kami
Itulah harapan kami yang kami selalu panjatkan kepadamu
Jumat, 29 Oktober 2010
Menjadi sang penulis memang tak mudah. Berbagai sepak terjang harus dilewati. Jujur sebenarnya gua pengen jadi penulis, tetapi gua susah untuk membagi waktu.Gua juga senang gua bisa didaftarin berbagai lomba bahasa, mulai dari situlah gua suka menulis apapun. Harapan gua ingin menjadi penulis hebat dan cita-cita masa kecil gua dulu ingin menjadi dokter :)
Kamis, 28 Oktober 2010
Ketika para tikus negri mendapatkan azab darimu
Tubuh kaku dan lemah menggerogotimu
Bagaikan sebuah binatang yang dijemput ajalnya
Mulut termangap-mangap bagaikan ikan koi yang kelaparan
Berbagai cara di sekelilingmu dilakukan
Selang demi selang
Obat obatan yang memasuki tubuhmu
Kau hanya bisa menggunakan itu semua
Tuhan masih ingin memberikan kesempatan kepadamu
Ketika kau bisa bangkit dari itu semua
Rasa syukur tak pernah kau ucapkan
Dan sebuah pesta besar dan mewah kau lakukan
Hanya satu harapan dari kami
Kapan para tikus negri bisa mati?
Hanya waktu dan berputar yang bisa menjawab
Tubuh kaku dan lemah menggerogotimu
Bagaikan sebuah binatang yang dijemput ajalnya
Mulut termangap-mangap bagaikan ikan koi yang kelaparan
Berbagai cara di sekelilingmu dilakukan
Selang demi selang
Obat obatan yang memasuki tubuhmu
Kau hanya bisa menggunakan itu semua
Tuhan masih ingin memberikan kesempatan kepadamu
Ketika kau bisa bangkit dari itu semua
Rasa syukur tak pernah kau ucapkan
Dan sebuah pesta besar dan mewah kau lakukan
Hanya satu harapan dari kami
Kapan para tikus negri bisa mati?
Hanya waktu dan berputar yang bisa menjawab
Ketika para tikus negri menggerogoti duit kami
Berbagai kemewahan kau selalu dapatkan
Bagaikan tikus yang selalu tak puas
Dan tak mensyukuri
Berbagai perintah kau selalu buat
Semua perintah kau kami patuhi
Kami takut tak mematuhi perintah kau
Kami rela menghadapi itu semua
Begitu diut dari kami mengalir
Kau ada rencana otak keledi dibalik itu semua
Kau melanggar sumpah kau
Hanya lembaran demi lembaran duit
Hanya untaian kata 'Munafik'
Yang pantas untuk kau
Semua rakyat menangis
Karena perbuatan keji kau
Andai saja tak ada manusia seperti kau
Bumi pertiwi tak mendera seperti ini
Kami bisa hidup dengan makmur
Rakyat tak pilu hatinya
Sekolah kami tak seperti kandang hewan
Tak ada lagi kegelapan
Tak ada lagi kesengsaraan
Kami bisa tinggal bersama bumi pertiwi tercinta
Kami ingin mengeluarkan amarah kami kepada para tikus negri
Namun berbagai cara keledi kau lakukan
Kami hanya bisa berserah diri kepadamu tuhan
Semoga para tikus negri bisa menerima azab darimu
Berbagai kemewahan kau selalu dapatkan
Bagaikan tikus yang selalu tak puas
Dan tak mensyukuri
Berbagai perintah kau selalu buat
Semua perintah kau kami patuhi
Kami takut tak mematuhi perintah kau
Kami rela menghadapi itu semua
Begitu diut dari kami mengalir
Kau ada rencana otak keledi dibalik itu semua
Kau melanggar sumpah kau
Hanya lembaran demi lembaran duit
Hanya untaian kata 'Munafik'
Yang pantas untuk kau
Semua rakyat menangis
Karena perbuatan keji kau
Andai saja tak ada manusia seperti kau
Bumi pertiwi tak mendera seperti ini
Kami bisa hidup dengan makmur
Rakyat tak pilu hatinya
Sekolah kami tak seperti kandang hewan
Tak ada lagi kegelapan
Tak ada lagi kesengsaraan
Kami bisa tinggal bersama bumi pertiwi tercinta
Kami ingin mengeluarkan amarah kami kepada para tikus negri
Namun berbagai cara keledi kau lakukan
Kami hanya bisa berserah diri kepadamu tuhan
Semoga para tikus negri bisa menerima azab darimu
Aku mulai menyukai menulis, sejak aku didaftarin Lomba Blog Depok oleh Pak Slamet( Guru Bahasa Indonesia kelas aku). Aku mengikuti Lomba Blog Depok bersama dengan Pak Slamet penuh keyakinan untuk menang. Pertama kali aku membuat suatu karangan ancur banget!, Pak Slamet bimbing aku dengan kesabaran(hebatnya). Ketika pengumuman Lomba Blog Depok aku dan pak Slamet masuk 25 nominasi. Tetapi perjuangan kita terhenti di 25 nominasi. Perjalanan yang ku lalui mengikuti Lomba Blog Depok cukup berkesan. Aku mengakui tak bisa membuat karangan, namun Pak Slamet selalu menyemangati aku dan membimbing aku.
Setelah mengikuti Lomba Blog Depok, aku di daftarin untuk mengikuti lomba sayembara menulis cerpen dan lomba sayembara menulis puisi. Aku mengikuti lomba sayembara menulis cerpen dengan penuh semangat. Aku merasa jenuh, karena banyak banget untain demi untaian kritikan dari Pak Slamet namun itu tak jadi masalah bagiku. Perasaan aku sungguh gembira, karena aku bisa membuat karangan hingga 7 halaman kertas HVS. Mulai dari lomba inilah aku, belajar dari kesalahan pada saat membuat karangan dan aku mulai bisa belajar. Teman aku Bilkish, dia mau mengikuti lomba sayembara menulis cerpen tapi dia telah mengumpulkan naskahnya.
Lomba sayembara puisi, membuatku tak berhenti untuk berekspresi. Aku sempat bingung untuk membuat puisi ini. Sebenarnya aku juga engga mau mengikuti lomba puisi, karena aku juga ingin memberikan kesempatan kepada teman-temanku. Lagi-lagi aku disuruh ikutan tapi tak jadi masalah lah. Aku berusaha dan berusaha untuk membuat untaian demi untaian kata yang menghiasi puisi ini. Puisi karyaku jadi juga, perasaan aku sungguh gembira karena berhasil meyelesaikan puisi ini. Temanku Bilkish dia juga mengikuti lomba sayembara puisi.
Setelah mengikuti Lomba Blog Depok, aku di daftarin untuk mengikuti lomba sayembara menulis cerpen dan lomba sayembara menulis puisi. Aku mengikuti lomba sayembara menulis cerpen dengan penuh semangat. Aku merasa jenuh, karena banyak banget untain demi untaian kritikan dari Pak Slamet namun itu tak jadi masalah bagiku. Perasaan aku sungguh gembira, karena aku bisa membuat karangan hingga 7 halaman kertas HVS. Mulai dari lomba inilah aku, belajar dari kesalahan pada saat membuat karangan dan aku mulai bisa belajar. Teman aku Bilkish, dia mau mengikuti lomba sayembara menulis cerpen tapi dia telah mengumpulkan naskahnya.
Lomba sayembara puisi, membuatku tak berhenti untuk berekspresi. Aku sempat bingung untuk membuat puisi ini. Sebenarnya aku juga engga mau mengikuti lomba puisi, karena aku juga ingin memberikan kesempatan kepada teman-temanku. Lagi-lagi aku disuruh ikutan tapi tak jadi masalah lah. Aku berusaha dan berusaha untuk membuat untaian demi untaian kata yang menghiasi puisi ini. Puisi karyaku jadi juga, perasaan aku sungguh gembira karena berhasil meyelesaikan puisi ini. Temanku Bilkish dia juga mengikuti lomba sayembara puisi.
Langganan:
Postingan (Atom)