Dunia Fira
'Berbagai Karya Tulisanku Ku Persembahkan Yang Terbaik'

Jumat, 06 Mei 2011

Nikmatnya Yogyakarta

Liburan Sekolah telah tiba. Janet, Lindysa, dan David merencanakan berlibur ke Yogyakarta. Mereka adalah kakak beradik. David berumur 23 tahun, Lindysa berumur 16 tahun, dan Janet berumur 14 tahun. Mereka bisa berbicara bahasa Indonesia.

Pagi-pagi mereka sudah mereka sudah mempersiapkan berbagai keperluan untuk pergi ke Indonesia. Sesudah makan pagi pukul 08.00 waktu Australia mereka langsung berangkat menuju ke Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney dan diantar oleh orangtuanya. Setiba di Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney, mereka berpamitan kepada orangtua dan ketempat untuk check in barang. Setelah check in barang mereka langsung ketempat pengecekan passport. Sambil menunggu pesawat boarding mereka berbincang-bincang diruang tunggu.

“Aku engga sabar lagi mengunjungi Indonesia” ucap Lindysa

“Iya, aku juga engga sabar” sahut janet.

“Menurut kalian Indonesia gimana?” sambung david.

“orang-orangnya baik banget, ramah senyum, dan kualitas barang-barang keseniannya juga bagus.” kata lindysa.

Pukul 08.10 waktu Australia pesawat sudah mulai boarding. Mereka langsung menuju ke pesawat.Pukul 08.20 pesawat Australia Airlines sudah berangkat menuju ke Yogyakarta. Perjalanan Australia-Indonesia membutuhkan waktu 7 jam 15 menit. Perbedaan waktu Jakarta-Australia 4 jam, waktu Australia lebih cepat 4jam dari waktu Indonesia,karena di Australia sedang mengalami musim semi.

Pukul 15.15 mereka sudah sampai Bandar Udara Soekarno-Hatta. Lalu mereka transit dan berganti pesawat menuju ke Provinsi Yogyakarta. Sambil menunggu pesawat berangkat menuju Yogyakarta mereka berfoto di dalam pesawat dan mereka memotret keadaan di sekitar Bandara Soekarno Hatta. Pukul 15.45, pesawat yang ditumpangi David, Lindysa, dan Janet berangkat menuju Bandara Adisucipto Yogyakarta.Tiba di Yogyakarta sudah pukul 17.45 .

Mereka mencari taksi, menuju ke Hotel untuk check in. Setelah itu mereka langsung menuju ke rumah makan, dan mereka sepakat untuk makan gudeg. Setiba disana mereka langsung memesan makanan dan mereka langsung menyatap makanan yang dipesan.

“Enak banget gudegnya jadi ketagihan” ucap David.

“Betul banget ka, kalau di Australia jarang ada makanan khas seperti ini” timpal Lindysa.

“Kakak, sayur kereceknya enak kak. Entar aku pesan ya sayur kereceknya” sambung Janet.

“Iya, makanan gudeg yang kamu pesan kamu habiskan dulu. Entar baru memesan sayur kereceknya” ucap David.

“Iya kak” ucap Janet dan Lindysa bersamaan.

“Besok ada yang punya usul kita mau kemana?” ucap David.

“Ke Candi Borobudur aja kak, katanya guru pelajaran bahasa Indonesia di kelas aku Candi Borobudur pemandangannya indah banget kak” kata Janet.

“Boleh juga, Lind kamu setuju engga kita ke Candi Borobudur besok hari?”ucap David

“Iya, boleh deh kak”.

Setelah makan gudeg dan kerecek mereka langsung menuju ke hotel tempat mereka menginap, Lindysa dan Janet sekamar, sedangkan David tidak sekamar dengan adiknya.Setelah di kamar hotel, mereka membersihkan diri dan pukul 19.00 mereka berjanjian untuk makan malam di Restaurant Bakso Pak Narto.Mereka menikmati makan malam dengan nikmat.

Keesokan harinya pukul 06.30 David,Lindysa,dan Janet bersemangat berangkat dari hotel menuju ke Candi Borobudur. Sebelum berangkat menuju ke Candi Borobudur, mereka sarapan pagi di Magelang.Mereka makan kupat tahu magelang. Sesudah makan pagi, mereka berkeliling melihat suasana kota Magelang. David membeli makanan serabi, sesudah David membeli serabi, melanjutkan perjalanan menuju ke Candi Borobudur.Di mobil yang mereka sewa mereka menikmati makan serabi.

“Kak, serabinya enak” ucap Janet.

“Iya aku jadi ketagihan” sahut Lindysa.

“Kalau begini kita jadi betah di Indonesia” timpal David.

Setiba di Candi Borobudur, David langsung mengantre membeli tiket masuk menuju Candi Borobudur. Perasaan Lindysa dan Janet sungguh amat sangat senang. Mereka bertiga dengan sabar mengantre menuju Candi Borobudur. Dengan bersemangat David, Lindysa, dan Janet menaiki anak tangga menuju puncak Candi Borobudur. Sebelum menuju ke puncak Candi Borobudur, mereka bertiga berfoto dan mereka takjub dengan pemandangan yang sangat indah. David, Lindysa, dan Janet langsung melanjutkan menuju ke puncak Candi Borobudur. Setiba di puncak Candi Borobudur mereka sangat kagum dan takjub.

“wah indah banget pemandangannya”ucap Janet.

“betul banget, udaranya juga segar”timpal David.

David,Lindysa,dan Janet sedang asyik berfoto memotret keindahan pemandangan dari puncak candi borobudur dan mereka tidak lupa untuk berfoto-foto sendiri-sendiri sebagai kenangan mereka mengunjungi Candi Borobudur. Lalu ada wisatawan lokal yang menyapa mereka

“Hello, bolehkah berfoto dengan kalian?” ucap wisatawan lokal.

“Hello juga, dengan senang hati kami mengizinkan kamu untuk berfoto dengan kita”sambung David.

Dengan ekspresi senyum David,Lindysa,dan Janet berfoto bersama wisatawan lokal.

“Makasih ya kamu sudah memperbolehkan aku berfoto bersama kalian” sahut seseorang wisatawan lokal.

“Iya sama-sama” ucap ekspresi senyum.

“Kamu dari Negara mana?” sambung seseorang wisatawan lokal.

“Australia”ucap Lindysa, Janet bersamaan.

“Apakah kamu bisa berbicara bahasa Indonesia?”ucap seseorang wisatawan lokal.

“Iya”ucap David, Lindysa, dan Janet bersamaan.

“Menurut kalian bagaimana candi borobudur?” ucap seseorang wisatawan lokal.

“Candi Borobudur sangat indah dan sangat menakjubkan”kata Janet.

“Iya terima kasih, senang berkenalan dengan kamu juga ya” sambung seseorang wisatawan lokal.

“Iya sama-sama sampai berjumpa kembali” sambung Lindysa.

“Iya” timpal seseorang wisatawan lokal.

Seseorang wisatawan lokal yang mengajak mereka bertiga berfoto bareng langsung meninggalkan mereka. Perasaan David,Lindysa,dan Janet sungguh senang,karena mereka bisa berkenalan dengan warga Indonesia yang baik dan ramah.Sesudah memotret dari puncak candi borobudur mereka langsung turun ke bawah dan mencari pintu keluar.

Muka Janet terlihat sangat lelah karena sehabis menuruni anak tangga menuju ke pintu keluar, Mereka istirahat sebentar dan mereka melihat ada toko souvenir, mereka langsung ke toko souvenir dan mereka langsung membeli miniatur candi borobudur, sesudah itu mereka langsung kembali ke mobil yang mereka sewa dan langsung menuju ke Rumah Makan Ayam Goreng Mbok Sabar untuk makan siang.

Mereka menikmati makan siang dengan nikmat, setelah makan siang mereka langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Keraton Yogyakarta. David, Lindysa, dan Janet tampak lelah mereka tertidur di mobil, setiba di Keraton Yogyakarta mereka dibangunkan oleh supir mobil. Mereka berjalan kaki menuju keraton jogja, Setiba disana mereka berkeliling keraton Jogja dan mereka melihat peniggalan sejarah kerajaan Jogjakarta masa lampau. Mereka beruntung bisa datang tepat waktu ke keraton Jogjakarta, karena tiba saatnya pementasan musik jawa. Mereka menikmati alunan nada musik jawa dengan gembira.

Ketika David,Lindysa,dan Janet berjalan menuju tempat parkir mobil mereka disapa senyum oleh warga sekitar Keraton Jogjakarta mereka bertiga menyapanya dengan senyum kembali. Pukul 16.00 mereka bertiga pergi ke tempat Pabrik Pembuatan Bakpia Pathuk 25.Setiba disana mereka membeli bakpia dan membeli makanan ringan khas jawa. Mereka bertiga sangat menyukai bakpia dan beberapa makan ringan khas jawa seperti macaroni, keripik paru, keripik kaki ayam.

Setelah dari tempat Pabrik Pembuatan Bakpia Pathuk 25, mereka langsung menuju ke warung soto kudus di Daerah Sleman untuk makan malam. Jalanannya macet, pukul 19.00 mereka sudah sampai ke warung soto kudus di Sleman untuk makan malam. Janet amat menyukai soto kudus, padahal Janet baru pertama kali makan soto kudus, dia sampai menambah satu mangkuk soto kudus, sedangkan David dan Lindysa tidak menambah karena sudah kenyang. Mereka langsung kembali ke hotel untuk mempersiapkan tenaga buat besok pergi mengunjungi Kota Gede tempat pengerajin perak dan Malioboro.

Hari Ketiga di Jogjakarta, pukul 07.00 mereka sudah sarapan pagi dihotel tempat mereka menginap, sesudah sarapan pagi mereka langsung menuju ke Kota Gede. Setiba disana toko pengerajin perak belum buka. Sambil menunggu toko pengerajin perak buka, mereka dengan sabar menunggu. Pukul 09.00 toko pengerajin perak sudah buka, dengan

semangat Janet,Lindysa, dan David masuk kedalam toko perak tersebut.

Janet dan Lindysa dengan semangat memilih perhiasaan perak yang akan mereka bawa pulang ke Australia dan sebagai souvenir dari Indonesia, David juga ikut membantu memilihkannya. 2jam mereka ada disana, pukul 11.00 mereka berangkat ke Malioboro. Setiba disana suasana ramai dan cuacanya panas, namun itu tidak menjadi halangan bagi mereka untuk berbelanja di Maliobro. David sibuk memilihkan batik yang cocok untuk sebagai souvenir, David mendapatkan model batik yang cocok untuk souvenir dan diberi kepada saudaranya, lindysa dan janet sibuk memilih kaos-kaos, gelang, kalung, sandal, dan tas batik untuk oleh-oleh. Pukul 13.00 mereka makan siang diwarung emperan, mereka menikmati makan siang dengan nikmat.

Sesudah makan siang mereka naik delman mengelilingi sekitar kota Jogjakarta, mereka mengelilingi kota Jogjakarta sekitar 2jam. Pukul 15.00 mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Taman Pintar disekitar Malioboro. Di Taman Pintar banyak pelajar yang ada disana, mereka mengitari taman pintar dan melihat-lihat yang ada ditaman pintar dengan semangat. Pukul 18.00 mereka melanjutkan perjalanan untuk makan malam. Mereka makan malam di Warung Nasi Gudeg dekat UGM(Universitas Gaja Mada), sesudah makan malam mereka kembali ke hotel dan besok mereka melanjutkan perjalanan ke Gunung Merapi.

Keesokan harinya David,Lindysa,dan Janet pergi mendaki gunung merapi. Sebelum berangkat mereka membereskan pakaian mereka dan mereka sarapan pagi di hotel. Pukul 08.00 mereka sudah check out dari hotel.Mereka menuju ke Base Camp di Kaki Merapi. Perjalanan yang ditempuh menuju ke base camp membutuhkan waktu satu jam dengan menggunakan kendaraan mobil sewaan. Setiba disana mereka melakukan pengencekan ulang peralatan dan perbekalan makanan.Petualangan mendaki Gunung Merapi mereka mulai.

Pukul 10.00 mereka melakukan pendakian menuju New Selo atau pos perizinan. Jalan yang mereka lalui menanjak yang harus membutuhkan energi. Tubuh mereka dibasahi oleh keringat yang bercucuran. Mereka beristirahat sebentaran, melanjutkan perjalanan. David,Lindysa,dan Janet melanjutkan perjalanan menuju Pos Patok 1. Perjalanan menuju Pos Patok 1 banyak rintangan, jalan yang menanjak dan menajak. Janet terlihat kelelahan, dia tidak kuat untuk melanjutkan perjalanan mereka pada istirahat.

“Kak, capek banget”ucap Janet.

“Kakak juga capek.”sahut David.

“Kalau suasananya seperti ini, mendingan aku engga usah ikut mendaki deh. Kak turun kebawah yuk” sambung Janet.

“Nanggung banget, ini sudah setengah perjalanan” timpal Lindysa.

Mereka langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos Patok 2. Jalanan yang menanjak, berdebu, dan berangin. Janet sudah terlihat pasrah, sedangkan David dan Lindysa tetap bersemangat melanjutkan perjalanan menuju Pos Patok 2. Setiba di Pos Patok 2 disungguhi pemandangan menjulang tinggi Gunung Merbabu yang sangat indah. Mereka menikmati pemandangan dengan rasa nikmati bagaikan sedang ada di alam terbuka yang selalu memancarkan keindahan. Sambil menikmatin pemandangan mereka memakan perbekalan makanan yang mereka bawa.

Hari sudah mulai terlihat malam, David, Lindysa, dan Janet memutuskan untuk menggelar tenda yang tidak jauh dari Pos Patok 2. Mereka menggelar satu tenda Cuaca diluar tenda berangin dan udaranya dingin. Janet terlihat sedang menangis.

“Janet, kamu kenapa menangis?” ucap Lindysa.

“Aku ingin turun ke kaki Gunung Merapi, aku capek, letih, dan kesehatanku kurang membaik” ucap Janet.

“Kalau kamu capek tidur saja, besok baru melanjutkan perjalanan menuju Puncak Merapi” sambung David.

“Kakak, aku menyesal kenapa harus mendaki Gunung membuat capek dan letih” sambung Janet.

“JANET KAMU JANGAN DIMANJA, KAMU BUKAN ANAK KECIL LAGI. KAMU JUGA HARUS BERSIKAP DEWASA” timpal David dengan ekspresi marah.

“Iya kak” sambung Janet.

Janet terus menangis, badan terasa capek dan letih Janet tidur duluan sedangkan David dan Lindysa belum tidur. Tengah malam Janet terbangun David dan Lindysa tertidur pulas. Janet keluar dari tenda dan Janet langsung kabur dengan berjalan perlahan-lahan supaya tidak dicurigai oleh David dan Lindysa. Udara diluar tenda dingin dan berangin. Janet terus berjalan, perasaan merinding juga ada namun Janet tak hiraukan. Badan Janet kelelahan dan capek, Janet tidur dibawah pohon dekat Pos Patok 1.

Keesokan harinya Janet terbangun dari tidurnya. Janet terkejut karena ada di Pos Patok 1 bersama dua orang perempuan dan satu orang laki-laki, setelah itu Janet membangunkan mereka semua.

“Hay kalian siapa ya?” sahut Janet.

“Perkenalkan namaku Derry umurku 22 tahun” sambung Derry.

“Namaku Bianda umurku 17 tahun” sambung Bianda.

“Aku Sheva umurku 16 tahun” sambung Sheva.

“Kami semua kakak beradik.Aku yang menggotong dan membawa kamu kesini” kata Derry.

“Makasih ya kalian sudah menolong aku” sambung Janet.

“Iya sama-sama. Nama kamu siapa? Kamu berasal dari Negara mana?” sahut Sheva.

“Nama aku Janet, aku berasal dari Australia, umurku 14 tahun” sambung Janet.

“Kemarin malam kamu kenapa tidur berada dibawah pohon?” sahut Bianda.

“Aku kabur dari tenda” sambung Janet.

“Kamu mendaki Gunung Merapi bersama siapa?” sambung Derry.

“Bersama kakak aku” sambung Janet.

“Kakak kamu mendirikan tenda dimana?” ucap Bianda.

“Dekat Pos Patok 2” kata Janet.

“Kami Bantu cari kakak kamu mau engga?” sambung Bianda.

“Iya boleh deh.Maaf tapi aku tidak ikut, kondisi tubuh aku kurang membaik.Nama kakak aku David dan Lindysa” sambung Janet.

“Kamu disini saja sama Sheva.Aku dan Bianda yang membantu kamu mencari kakak kamu” timpal David.

“Iya, makasih ya” timpal Janet.

Mereka sarapan pagi bersama-sama dengan penuh nikmat dan akrab. Derry dan Bianda dengan bersemangat mencari Kakaknya Janet. Cuacanya cukup bersahabat cerah dan pemandangannya tidak tertutup oleh kabut. Selama dua jam mereka mendaki menuju Pos Patok 2, sebelum Pos Patok 2 mereka bertemu dengan 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan yang sedang kebingungan mencari seseorang, Derry dan Bianda bertanya kepada mereka berdua.

“Hay kalian disini mencari siapa?” sahut Derry.

“Kami mencari adik kami yang bernama Janet, dia berasal dari Australia, dan Janet berumur 14 tahun” kata David.

“Janet berada di Pos Patok 1 bersama adik kami. Kemarin malam kami yang menemukan Janet” sambung Derry.

“Nama kamu siapa?” sambung Lindysa.

“Nama aku Derry aku berumur 22 tahun, dan Bianda adikku berumur 17 tahun. Janet bersama Sheva adik kami” kata Derry.

“Perkenalkan namaku David aku berumur 23 tahun dan Lindysa berumur 17 tahun.” timpal David.

Mereka langsung menuju ke Pos Patok 1, dengan bersemangat mereka mendaki turun kebawah menuju Pos Patok 1. Persaan David dan Lindysa sungguh senang, karena Janet berhasil ditemukan. Setiba di Pos Patok 1 David dan Lindysa menghampiri Janet, David dan Lindysa tak lupa untuk berkenalan dengan Sheva.

“Janet, kamu kenapa kabur dari tenda?” ucap David.

“Maaf kak, aku kabur dari tenda karena aku tidak mau mendaki menuju puncaknya.Kesehatan aku juga kurang membaik” kata Janet.

“Ya, kakak maafin deh” sambung Lindysa.

“Maafin kakak juga ya, kakak memarahi kamu” sambung David.

“Iya kak, aku maafin kakak” timpal Janet.

Mereka dengan bersemangat turun menuju ke Kaki Gunung Merapi. Diperjalanan mereka sambil mengobrol dan bercanda. Waktu yang ditempuh menuju Kaki Gunung Merapi tiga jam. Setiba di kaki Gunung Merapi, David menyedari bahwa uang yang David bawa tidak cukup untuk menginap dihotel dan hanya cukup untuk pulang ke Australia dan untuk makan. David minta izin kepada Derry, Bianda, dan Sheva untuk menginap dirumah mereka beberapa hari, dengan senang hati Derry, Bianda, dan Sheva mengizinkan David, Lindysa, dan Janet menginap dirumah mereka. Rumah Derry, Bianda, dan Sheva terletak di daerah Sleman.

Hari-hari yang dilalui David, Lindysa, dan Janet menginap dirumah Derry, Bianda, dan Sheva sangat menyenangkan. Mereka jadi lebih tahu tentang kebudayaan Yogyakarta, dan menemukan wawasan baru. Orangtua David, Lindysa, dan Janet menanyakan kabar mereka bertiga melalui e-mail.

To : David Sorrensen(davidd@gmail.com)

From: Albert Sorrensen(alberts@gmail.com)

Hay David, apa kabar kamu dan adikmu? Kamu kapan pulang ke Australia. Kamu janji sama ayah hanya satu minggu di Yogyakarta.

David membalas e-mail dari Ayahnya.

To : Albert Sorrensen(alberts@gmail.com)

From: David Sorenssen(davidd@gmail.com)

Baik-baik saja ayah. Maaf yah, aku kehabisan uang. Aku menginap di rumah warga wisatawan lokal. Alamatnya Jl.Pandean 2 No 07 Sleman, Yogyakarta.

E-mail David mendapat balasan dari Ayahnya.

To : David Sorrensen(davidd@gmail.com)

From: Albert Sorrensen(alberts@gmail.com)

Iya, ayah bakal menyusul kamu ke Yogyakarta.

David langsung memberitahukan kepada Lindysa, dan Janet.Perasaan mereka sungguh senang karena mereka bisa kembali pulang ke Australia. Dua hari kemudian ayahnya menyusul ke Yogyakarta, menuju ke alamat yang diberi oleh David.

Sebagai balas budi David, Lindysa, dan Janet mengajak Derry, Bianda, dan Sheva ke Australia. Perasaan mereka sungguh senang karena mereka bisa jalan-jalan bersamaan lagi. Keesokan harinya mereka berangkat ke Australia. Derry,Bianda, dan Sheva liburan di Australia selama seminggu.Ketika mereka pulang ke Yogyakarta, perasaan Derry,Bianda, dan Sheva sungguh sedih karena harus berpisah. Tetapi mereka tetap berteman meskipun berbeda Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar