Dunia Fira
'Berbagai Karya Tulisanku Ku Persembahkan Yang Terbaik'

Rabu, 22 September 2010

TV Sosial, Jejaring Sosial Masa Depan

JAKARTA, KOMPAS.com--Tampilan televisi seperti apa yang akan Anda lihat lima tahun mendatang ? Jawabnya, layar yang ada di ruang keluarga Anda nanti mungkin akan terdiri dari gabungan siaran televisi dan jejaring sosial online.

Minggu ini, CEO Google Eric Schmidt mengumumkan bahwa bulan depan Google TV akan siaran di AS.

Google bergabung dengan perusahaan-perusahan internet lainnya yang menginginkan mentransformasi kebiasaan menonton kita untuk menyatukan TV dengan fitur web interaktif.

Sejauh ini semua upaya itu menemui kegagalan.

Masalahnya, layanan seperti Apple TV dan Roku cenderung membiarkan kita hanya menerima konten berdasarkan permintaan dari internet, tanpa siaran langsung TV.

Lainnya seperti TiVo dan Microsoft juga menyajikan siaran TV langsung, tetapi hanya memiliki akses terbatas ke internet.

Google lalu mengklaim bisa menghadirkan siaran TV langsung dan akses tak terbatas ke internet sejak itu pertama kali dirilis.

Banyak peneliti dan analis teknologi mengatakan perubahan paling mendasar dari kebiasaan kita menonton TV akan muncul dari teknologi yang memungkinkan kita berbagi dan bersosialisasi melalui layar kaca kita.

Para pemenang dari pertempuran dalam merengkuh dominasi digital di ruang tengah rumah kita itu adalah pihak yang mampu menjabarkan bagaimana meraih sukses di jejaring-jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook.

New Scientist berbicara dengan beberapa aktivis dari revolusi TV sosial itu demi mendapatkan gambaran apa yang akan terjadi kemudian.

Piala Dunia

Alasan hadirnya TV sosial itu sederhana, yaitu memungkinkan orang dengan mudah berbagi dan mendiskusikan tayangan yang mereka tonton, tak peduli di manapun mereka berada, seperti merekomendasikan episode lanjutan serial "True Blood" atau ikut merayakan selebrasi gol dalam pertandingan sepakbola.

Beberapa orang berpikir mengenai menonton TV sebagai pengalaman pribadi, tapi menurut Marie-Jose Montpetit dari Massachusetts Institute of Technology yang mengembangkan sistem televisi sosial eksperimental Nextstream, sejak kelahiran TV. kita telah sering berbicara satu sama lain selama siaran. Dan kini kami menggunakan jejaring sosial online untuk hal yang sama.

"Server-server Twitter digunakkan di Piala Dunia karena orang saling bertukar pandangan mengenai hal itu," ujarnya.

TV sosial segera masuk buku panduan siaran TV, karena besarnya jumlah saluran yang begitu luas untuk dijelajahi, kata Greg Goldman dari Philo, aplikasi TV sosial yang diluncurkan Juli lalu.

Menurut satu penelitian tahun 2008 yang dilakukan Parks Associates yang bermarkas di Dallas, Texas, 20 persen orang AS menginginkan rekomendasi acara TV dari teman-temannya dan mengobrol dengan sesama penonton yang menggemari acara sama.

Seperempat dari mereka ini bahkan merasa senang berbagi pandangan mengenai konten tayangan yang mereka tonton.

Rating dan Komentar

Benih revolusi sosial ini sedang tumbuh. iPlayer dari BBC kini memungkinkan penggunanya memeringkat dan merekomendasikan program-program acara TV melalui jejaring sosial seperti Facebook.

Jaringan-jariang lain seperti Philo dan Tunerfish juga menggunakan jejaring seperti itu, tetapi lebih interaktif, dengan menekannkan komentar pada aplikasi telepon pintar.

Boxee lain lagi. Jaringan ini selangkah lebih maju dengan mengintegrasikan fitur sosial dan video di layar yang sama melalui media player dalam komputer.

Namun, konten-konten menjadi demikian terbatas untuk situs-situs berbasis permintaan online seperti Netfix.

Dari sini terbetang rintangan bagi TV sosial, yakni ketersediaan konten.

Lembaga-lembaga siaran tidak suka mengalihkan program-program acara mereka ke TV sosial tanpa mendapatkan jaminan pemasukkan yang nyata, kata Montpetit.

Kendati begitu, TV sosial mampu membuat itu semua memudahkan para pengiklan menyasar kelompok sosial tertentu, tegas Goldman.

Isu besar lainnya adalah Desain. Penelitian terhadap pengguna menunjukkan, orang tak menyukai komentar sembarangan di layar mereka, ujar Montpetit.

Solusi yang ditawarkan Nextstream adalah menggunakan telepon pintar layar sentuh untuk mengendalikan TV, dan membaca atau menulis komentar.

Google telah jauh berpikir ke depan mengenai apakah TV sosialnya itu akan menyertakan pula jejaring sosial, tapi Google meyakinkan orang bahwa Jinni.com - situs yang menciptakan tema banyak saluran TV lewat umpan balik dari pengguna online- tengah membidik layanan yang sama. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar